Saturday, May 2, 2020

Secangkir Kopi Hitam





Saat kita masih kecil "jaman dahulu" Bersama kawan kawan.

Bermain di alang alang samping sekolahan kadang juga bermain di area kampus di dekat rumah.

Memanjat pohon keres dan memetik buahnya untuk di kumpulkan lalu kita bawa ke area perkemahan di semak belukar alang alang.

Kenakalan kami juga terkadang melewati batas! Tapi kita dulu masih kecil belum punya rasa takut atau rasa bersalah.

Masa kecil dulu terasa bahagia dan ceria karena belum memikirkan beban hidup seperti saat ini, Saat kita sudah tumbuh dewasa dan tau akan permasalahan dan cobaan hidup.

Masa kecil dulu yang kita tahu pagi berangkat ke sekolah, Sepulang sekolah kita bermain bersama kawan kawan.

Pulang ke rumah jam makan siang dan terkadang berangkat bermain lagi hingga sore hari menjelang magrib.

Bermain kelereng, Lempar gelang karet, Berenang di sawah dan masih banyak lagi.

Sekarang kita semua sudah tumbuh dewasa dan ada juga yang sudah menikah tinggal di kota yang berbeda beda, Jauh di perantauan dan ada juga yang masih di kota yang sama seperti dulu.

Kawan ku.. Semoga kita semua sehat selalu dan di pertemukan, Ngobrol bercanda melepas rindu sambil menikmati secangkir kopi hitam.


Friday, May 1, 2020

Perempatan Terminal Tahun 1998


Ini cerita di masa lalu tahun 1998 di dunia antah berantah.




Pada suatu malam yang ramai di perempatan jalan raya sebelah terminal, Terdapatlah sebuah lampu rambu rambu lalu lintas, Atau lampu merah di samping kiri terminal.

Berjalanlah dari arah utara empat orang pemuda dengan membawa gitar dan kecrekan alat buat mencari uang, Ngamen di lampu merah.

Empat pemuda ini baru menginjak kan kaki nya di area tersebut, Di sebuah kawasan yang rawan akan preman dan kekuasaan jalanan.

Empat pemuda ini mulai mengamen di lampu merah sisi kiri terminal, Beberapa hari mereka ngamen di situ aman dan baik baik saja.

Pada esok malam nya datanglah segerombolan pemuda dari kampung sekitar, Yang ingin merebut kawasan lampu merah daerah terminal.

Terjadilah perdebatan yang ujung ujungnya baku hantam berkelahi, Antara empat pemuda pengamen dan segerombolan orang orang yang ingin merebut kawasan itu.

Ada yang membawa balok kayu, Ada juga yang membawa senjata tajam, Empat pemuda pengamen ini tidak gentar melawan mereka, Meskipun dengan kosong dan senjatanya hanya gitar yang ada di tangannya.

Bak buk bik bug.. Terjadilah pertarungan sengit di antara mereka! Dan segerombolan orang orang itu pada kabur berlarian dan terjatuh meninggalkan kawasan lampu merah terminal.

Pada akhirnya para pengamen ini mampu melawan mereka dan mempertahan kan area lampu merah terminal.

Empat pemuda ini lalu beraktifitas kembali melanjutkan bernyanyi di setiap mobil yang berhenti di lampu merah.

Siap menerima apa pun resiko dan masalahnya, Jika ada yang mengusik area mereka mencari nafkah di lampu merah terminal.

Thursday, April 30, 2020

PERKELAHIAN



Pada suatu malam selepas magrib, Terjadilah perkelahian di kampung bojong kenyot!

Di dalam cerita dan tulisan ini kejadian nyata, Nama orang dan nama kampung di samarkan!





Si udin duduk bersama kawan kawannya duduk santai bercanda di warung kopi.

Tiba tiba datanglah segerombolan orang orang empat sepeda motor, Kurang lebih delapan orang turun dari motor.

Menghampiri si udin di warung, Tanpa basa basi langsung menghajar si udin.

Si udin yang tak tau apa apa binggung dan ingin bicara ada apa kok mukulin saya, Mereka tidak mengasih kesempatan untuk bicara, Mereka terus memukuli membabi buta.

Terdengarlah keramaian itu di telinga si Ujang kakanya si udin.

Ujang bergegas menghampiri adiknya dan bertanya kepada orang orang itu, Ujang bertanya baik baik tapi malah mereka bilang tidak usah ikut campur.

Orang orang itu bilang katanya si udin ngambil motor anaknya di suatu daerah.

Ujang yang tak tega melihat udin di pukuli meminta menghentikan pukulan yang di hantam kan ke udin.

Tapi mereka semua tak menghiraukan permintaan si ujang.

Ujang pun marah melawan mereka dengan tangan kosong, Orang orang itu membawa senjata tajam tapi si ujang tidak gentar.

Ujang di pukul dengan berutal sama mereka! Ujang pun melawannya dengan tangan kosong dan membalas mereka dengan tendangan dan pukulan dari ujang.

Mereka mengeroyok si ujang dua orang memegangi tangan si ujang dan yang satu orang lagi memukul perut si ujang.

Ujang menahan perutnya dari pukulan itu, Tersungkurlah ujang di aspal.

Orang orang kampung hanya melihat saja tak ada yang berani membantu atau melerai perkelahian di malam itu.

Si ujang teriak dan berkata kepada masyarakat dan teman nya, Nyali kalian semua gocik/cemen dan tega nga ada yang membantu aku dan adik ku.

Setelah bak bik buk baku hantam, Lalu datanglah pak rt dan melerai perkelahian di malam itu.

Lalu kami semua di bawa ke rumah pak rt dan pak rt bertanya duduk masalah sebenarnya? Tapi mereka selalu berargumen bahwa motor anaknya di rampas si udin.

Dan si udin yang tidak bersalah pun juga bilang saya tidak pernah ngambil motor dan pada hari itu juga saya di rumah.

Lalu kita semua di bawa ke polsek agar lebih jelas masalahnya apa dan siapa yang salah.

Sesampainya kita semua di polsek dan si ujang dan si udin di temani pak rt di kampungnya.

Di intrograsi lah kita semua para tersangka dan si korban, Tentunya korban di dalam peristiwa ini adalah si udin dan si ujang.

Pak polisi bertanya kepada si tersangka, Apa benar yang merampas motor mu si udin? Dan bagaimana ciri ciri orang yang merampas motor mu?

Jawaban dari si tersangka membuat pak polisi dan orang orang di dalam kantor itu tertawa.

Kata si tersangka yang mengambil motornya rambutnya gondrong/panjang, Kalo rambut panjang di sini juga banyak kata pak polisi.

Lalu di panggillah ada empat orang yang berambut gondrong/panjang di polsek itu, Pak polisi bilang ke tersangka, Ini ada empat orang yang berambut panjang kamu pilih yang mana?

Dan pada akhirnya mereka para tersangka mengaku memang salah orang dan meminta maaf ke pada si udin.

Si udin yang tidak terima di pukulin hingga kepalanya berdarah dan lebam menantang si tersangka berduel jangan maen keroyokan.

Si tersangka ciut nyalainya tidak berani berduel sama si udin, Dan hanya berkata maaf dan maaf dari mulutnya.

Dan di dalam kantor polisi itu para tersangka meminta damai saja.

Dan kita si udin si ujang dan pak rt semua warga yang ikut di polsek ambil keputusan untuk menuntut para tersangka dengan uang dan kurungan penjara yang sesuai hukum negara.

Lalu si udin dan si ujang berangkat ronsen  dan visum ke rumah sakit atas perintah pak polisi, Agar ada bukti yang lebih kuat untuk menuntut para tersangka.

Dan singkat cerita para tersangka di tahan di polsek tapi nga tau berapa lama? Karena kita semua pulang setelah selesai semuanya.

Pagi hari pun datang, Si udin dan ujang bangun tidur, Si udin bengkak di kepala dan wajah, Dan si ujang tangan kanan nya bengkak segedeh gajah! Karena di buat menangkis besi yang di pukulkan ke arah si ujang malam itu.

Wednesday, April 29, 2020

Sebut Saja Namanya MAWAR







Pada suatu ketika di tahun 2012 si jomblo menginginkan seorang pacar yang selama ini dia inginkan.

Pada suatu hari si jomblo online di sosial media, Dia yang suka bercanda kecantol hatinya kepada seseorang yang ada di dalam postingannya dan saling membalas komentar.

Lanjutlah mereka di pesan pribadi saling bertanya kabar dan asli dari daerah mana? Waktu dan hari pun telah mereka lalui dengan saling menyapa di dunia maya.

Pada akhirnya mereka bertukar nomer handphone dan janjian, Kopi darat di dunia nyata.

Pergilah si jomblo ke kota pujaan hatinya, Sebut saja namanya si mawar.

Semalaman si jomblo menempuh perjalanan ke luar kota, Berharap bahagia karena sekarang sudah mempunyai seorang kekasih.

Jam 5 subuh kereta api pun tiba di kota si mawar, Si jomblo menelfon dan memberi kabar bahwa dia telah sampai di stasiun kereta.

Si mawar pun berangkat mengunakan sepeda motor untuk menjemput si jomblo di stasiun kereta.

Bertemulah mereka berdua bersalaman memperkenalkan diri dan tanya kabar.

Berangkatlah mereka berdua mengunakan sepeda motor untuk jalan jalan di ajak keliling kotanya si mawar.

Si jomblo pun berbicara kepada pujaan hati nya bahwa dia ingin berkenalan dengan orang tua nya.

Tapi pujaan hatinya ini selalu bilang ke si jomblo, Bahwa rumahnya jelek dan jauh dari kota.

Pada akhirnya si jomblo kecewa karena pujaan hatinya tidak serius mencintainya dan hanya main main saja.

Si jomblo hanya di ajak kesana kemari, Keliling kota dan tempat pariwisata.

Perjalanan yang dia tempuh merasa sia sia karena si mawar tidak mau memperkenalkan orang tua nya kepada si jomblo.

Esok pagi nya si jomblo pulang, Berharap kenangan di kota si mawar lekas hilang, Dari ingatannya.



Corona dan Dampak Ekonomi Dunia





Setiap hari hidup ini serasa di kejar kejar oleh harapan.

Harapan untuk mencapai apa yang kita inginkan! Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membayar semua tagihan yang selama ini ada di dalam benak kita.

Karena virus corona orderan ojek sepi anak sekolah pada libur dan para pekerja kena juga dampaknya di phk, Ada pula yang di rumahkan.

Para pedagang juga mengeluh sepi, Jarang ada yang beli, Kadang juga tak ada pembeli.

Aktifitas lumpuh, Jalanan sepi, Pasar tradisional dan mall pun juga merasakan dampak dari virus ini.

Bagi para warga yang pas pasan dan yang tidak punya tabungan susah untuk bertahan di rumah saja.

Dana dari pemerintah tak kunjung datang di sebagian warga yang benar benar membutuhkan untuk bertahan hidup karena sudah tidak bisa bekerja kena phk.

Jalanan yang biasanya ramai di lewati mobil dan motor lalu lalang orang berjalan kaki, Kini sunyi sepi bak hati si jomblo yang mengharapkan seorang kekasih.

Lekas berlalu dan pergilah covid 19 dari bumi ini agar semua umat manusia hidup normal dan perekonomian dunia berputar kembali.


Perempatan Terminal Tahun 1998

Ini cerita di masa lalu tahun 1998 di dunia antah berantah. Pada suatu malam yang ramai di perempatan jalan raya sebelah terminal...